Jakarta, Mambruks.Com – Pelatih Arema FC, Javier Roca mengisahkan momen tragis yang dialami oleh skuad Singo Edan dalam tragedi Kanjuruhan usai laga pekan ke-11 Liga 1.
Kekalahan yang merupakan bagian dari pertandingan sepak bola merupakan hal yang biasa bagi Roca, namun pengalaman usai laga kompetisi sepak bola Indonesia akhir pekan lalu menyisakan haru mendalam.
Artikel Terkait:
Presiden Jokowi Minta Liga 1 Dihentikan Sementara
Pasalnya, Roca dan para pemain melihat langsung suporter meninggal di ruang ganti. Roca mengungkapkan para pemainnya begitu emosional.
“Ya memang sangat berat, waktu itu mencoba, coba untuk tegas, untuk tidak terlalu terpukul, tapi dengan situasi seperti itu berat sekali.
“Dari situ sudah hilang kendali, sudah pada mulai teriak, sudah pada mulai pukuli pintu. Dengan rasa bersalah pertama, dengan rasa bersalha, dengan rasa yang tidak mampu membantu lebih,” terang Roca.
Mantan arsitek tim Persik Kediri itu juga mengungkapkan korban meninggal di ruang ganti Arema FC adalah suporter berusia belasan tahun.
“Karena disaat waktu itu yang meninggal di ruang ganti adalah anak-anak masih muda. Saya yakin itu anak-anak masih di bawah umur.”
“Kalau nggak salah cewek dua, umur 15-16 tahun. Jadi sangat berat, sangat berat, sangat apa yaa?
“Ini peristiwa yang sebenarnya enggak harus kita alami tapi yaaa…Memang takdir kita di situ, jadi kita harus terima dengan besar hati,” papar Roca.
Dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV di program Sports Corner, pada hari Senin (3/10), Roca juga menjelaskan Evan Dimas dan kawan-kawan berupaya membantu suporter yang sudah kepayahan di ruang ganti itu.
Artikel Menarik:
Ngebet Main di Liga 1 Indonesia, Kiper Timnas Curacao Menantikan Jendela Transfer Dibuka
Para pemain mencoba memberi bantuan dengan mengipaskan handuk dan kardus, juga memberi air kepada korban itu.
Roca menyatakan baru menyadari keadaan di Stadion Kanjuruhan berbeda sejak ia memberikan pernyataan kepada media dalam konferensi pers usai laga itu.
Ketika balik ke ruang ganti Roca merasakan gas air mata dan mengatakan banyak orang yang meminta bantuan dan menggotong satu sama lain di lorong menuju ruang ganti.