spot_img
HeadlinesNatalius Pigai: Papua Bersama Bangsa Israel!

Natalius Pigai: Papua Bersama Bangsa Israel!

Must read

Mambruks.com-Pejuang hak asasi manusia dan seorang aktivis yang konsisten dalam memperjuangkan toleransi dan kemanusiaan di Indonesia, Natalius Pigai, menyoroti isu pengibaran bendera Israel atau Bintang Daud di tanah Papua. Hal tersebut disampaikannya dalam kaitanya dengan konflik Israel-Palestina yang tengah berkecamuk.

Dalam hal ini, Natalius mengaitkan minimnya empati masyarakat Indonesia terhadap konflik yang terjadi di Papua.

Natalius meminta agar pengibaran bendera Israel di Papua tidak boleh hanya dilihat dari sudut pandang politik terkait konflik Israel dan Palestina, tapi juga harus dilihat dari perspektif Kristen, yaitu bendera Israel dalam konteks Bintang Daud.

Natalius mengatakan bahwa ia memahami bahwa isu pengibaran bendera Israel atau Bintang Daud di Papua adalah sebuah isu yang sangat sensitif dan cenderung terkait dengan konflik di Timur Tengah antara Israel dan Palestina. Namun, ia memandang isu ini dari berbagai sudut pandang yang mencakup keyakinan agama dan pandangan sejarah.

Menurutnya, agama Kristen adalah bagian integral dari kehidupan masyarakat. Keyakinan ini bukan hanya sekadar agama, tetapi juga merupakan bagian dari sejarah dan budaya masyarakat Papua.

“Bagi orang Papua, agama Kristen adalah napas hidup yang telah tertanam dalam kalbu mereka selama berabad-abad. Mereka hidup dalam pandangan mesianistik yang mirip dengan kisah perjalanan bangsa Israel dan kedatangan Yesus Kristus,” kata Natalius seperti dikutip Mambruks.com dari opininya yang dimuat detik.com, Jumat (13/10).

Natalius menegaskan, penting untuk dicatat bahwa dalam berbagai suku di Papua, terdapat hikayat dan mitologi yang mirp dengan kisah-kisah agama Kristen, seperti cerita tentang Koreri Syeben, Koyeidana, Nabelan, Kabelan, A Ha Nim, dan banyak lainnya.

“Belum lagi cerita-cerita tentang Musa memimpin bangsa Israel menyeberangi laut, bahkan juga simbol-simbol atau hikayat tentang kehidupan sehari-hari Yesus juga ada di hampir tiap suku di Papua. Dan, cara pandang mesianistik atau gerakan mesianistik itulah yang memudahkan agama Kristen masuk di Papua,” ucapnya.

Jika dilihat dalam historiografi, lanjut Natalius, barangkali sejak zaman dahulu penyebutan Papua sebagai daerah terbayang (tera incognita), sebutan Sysyira atau Samudranta (hikayat Mahabarata), Tungki Yangki (China), Figafeta Italia (Papa ua), Ilha de Papoia (Portugis), Isla de Oro (Spanyol), New Guinea, Irian Jaya, dan Papua sampai dengan saat ini tidak ada sebutan atau pengaruh agama lain kecuali agama Kristen karena didukung oleh cara pandang dan gerakan mesianistik tersebut.

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa pengibaran bendera Israel di Papua harus dilihat dalam dua perspektif yaitu lambang Bintang Daud sebagai Bendera Israel dan lambang Bintang Daud sebagai lambang bangsa atau Bani Israel.

Pertama, lambang Daud adalah pengingat akan keturunan Yesus Kristus dari Raja Daud, yang merupakan elemen penting dalam iman Kristen. Kedua, lambang Daud adalah simbol kebesaran Bani Israel, bukan negara Israel.

Menurut Natalius, ini mengacu pada kisah perjuangan Bangsa Israel di bawah pimpinan Musa yang menuju tanah perjanjian, dan ini memiliki relevansi yang kuat dengan realitas orang Papua yang menghadapi berbagai tantangan.

Natalius Pigai juga mencermati ketidaksetaraan dalam respons terhadap isu-isu agama di Papua. Di saat dunia internasional mengutuk pelanggaran hak asasi manusia di Papua dan melaporkan ancaman genosida, ada kekhawatiran bahwa rakyat Papua sendiri seringkali diabaikan atau bahkan dihukum hanya karena keyakinan agama mereka. Ia menyoroti kegagalan kita sebagai bangsa dalam membela hak-hak rakyat Papua yang tengah menderita.

“Di saat itu juga, mayoritas rakyat Indonesia entah beragama Kristen atau juga Islam tidak pernah bersuara atas penderitaan rakyat Papua. Seakan-akan rakyat Indonesia ikut membiarkan penderitaan menyertai anak bangsanya sendiri dan sesama bangsanya sendiri,” tandasnya.

 

Anda dapat membaca berbagai berita-berita teraktual kami di platform Google News.

spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Recent

Popular