Jakarta, Mambruks.com-Official Manager band legendaris, Black Brothers, Frans Pigome menyatakan akan menggugat oknum yang menggunakan nama Black Brothers untuk kepentingan komersial.
Hal itu disampaikan Frans merespon sejumlah oknum yang menggunakan nama Black Brothers untuk mencari kepentingan pribadi melalui show-show di berbagai daerah di Papua.
Diketahui, manager dan founder Black Brothers group band, Andy Ajamiseba (alm) secara resmi pada 1 April 2015 telah memberikan mandat penuh kepada Frans Pigome sebagai Manger Black Brothers group band. Pemberian mandate itu dilakukan di Bangkok, dihadapan notaris dan lawyer dan ditanda tangani diatas kertas bermetarai.

Sepenggal Sejarah Black Brothers
Black Brothers (1976-1978) adalah grup band legendaris beranggotakan enam pemusik asal Tanah Papua, yakni Hengky MS ‘Mirantoneng Sumanti’ (lead vocal & gitar), Benny Bettay (bass), Jochie Pattipeiluhu (keyboard/organ), Amry Kahar (trumpet), Stevie Mambor (drum & vocal), David Rumagesan (saksofon & vocal). Andi Ayamiseba menjadi melengkapi formasi grup band yang beraliran musik pop, rock ini sebagai manager.
Walaupun usia Black Brothers terbilang relatif pendek, namun sempat menggemparkan atmospher music Indonesia dengan sukses mengeluarkan 7 album melalui PT. Irama Tara, di antaranya 6 album Cinta dan Kehidupan dan 1 album khusus lagu rohani.
Album-album hasil karya mereka antara lain, Irian Jaya 1, Derita Tiada Akhir, Lonceng Kematian, Kenangan November, Kaum Benalu, Misteri sedangkan album ketujuh berjudul Cristmas Song.
Tanggal 28 Desember 1976, Black Brothers tercatat pernah tampil duel meet musik keras di Istora Senayan dengan SAS, trio rock asal Surabaya.
Black Brothers membawakan lagu bernuansa Papua berjudul “Huembello” yang dimainkan dengan gaya hard rock. Bersama grup musik Freedom dan Grup Bani Adam, mereka tampil di Bandung pada Tahun 1977.
Black Brothers memiliki keunikan dalam bermusik, yakni lebih suka membawakan musik bertema hard rock ketika diatas panggung, tetapi cenderung mengusung musik pop dalam album-album yang mereka buat.
Lebih lanjut, Frans menuturkan bahwa mandat yang diberikan oleh Andi Ajamiseba tersebut bahwa dirinya harus tetap menjaga nilai, wibawa dan karakter Black Brothers dan tidak menggunakan atau memanfaatkan nama besar Black Brothers untuk mecari job/atau show yang hanya mencari keuntungan Pribadi dan sesaat.
“Tetapi harus digunakan untuk memotivasi generasi muda dan pecinta music Black Brothers agar bisa tumbuh, berkembang bahkan bisa menjadi lebih unggul di Indonesia bahkan dunia Internasional,” katanya kepada wartawan, Selasa (13/6).
“Dan selanjutnya Bung Andi Ajamiseba juga memberikan mandat agar spirit Black Brothers dapat terus hidup melalui new Black Brothers dengan mengangkat karakteristik lagu dan budaya Papua melalui musik modern,” imbuh dia.

Frans Pigome akui bahwa dua mandat dari Andi Ajamiseba sangat challenging untuk diimplementasi karena beberapa alasan prinsip. Pertama, business music hari ini sangat challenging sejalan dengan perkembangan teknologi yang ikut mempengaruhi perkembangan music.
Kedua, masih ada oknum-oknum yang menggunakan nama Black Brothers untuk mencari kepentingan pribadi melalui show-show di berbagai daerah di Papua, sementara mayoritas dari mereka bukan merupakan anggota resmi Black Brothers. Bahkan mengaku sebagai manager hanya untuk mencari kepentingan sesaat.
Ketiga, Frans Pigome memastikan legacy dari karya Black Brothers dapat dikelola secara baik dan benar sehingga memberi manfaat langsung kepada keluarga dari anggota Black Brothers.
Keempat, nama dan hasil karya Black Brothers tidak boleh digunakan digunakan untuk mencari kepentingan sesaat saja, apalagi digunakan untuk kepentingan kampanye politik.
Kelima, dibuatkan sekolah music Black Brothers di Tanah Papua untuk memberikan kesempatan akses pendidikan music bagi generasi muda Papua.
Oleh karena itu, mulai tahun 2023, Frans Pigome akan mulai memastikan agar Black Brothers mulai dikelola secara baik dan professional, dan tidak lagi dipakai untuk mencari kepentingan pribadi atau mengatasnamakan Black Brothers.
Untuk mewujudkan mandat Andi Ajamiseba, kata Frans, dirinya selaku official Manager Black Brothers sudah melakukan beberap inisiasi events dan juga kolaborasi dengan musisi professional di Indonesia, termasuk juga dengan mengupayakan pendirian sekolah music yang akan berbasis di Timika, Provinsi Papua Tengah.
Fans Pigome meminta agar semua pecinta Black Brothers tetap satu barisan dan menjaga spirit Black Brothers, bukan untuk menggunakan nama Black Brothers untuk mencari kepentingan sesaat/Pribadi.
“Tujuannya agar kita tetap menghargai karya music Black Brothers agar tetap bernilai tinggi dan bermanfaat bagi kelanjutan nilai music tanah Papua di blantika music dunia,” pungkas Frans Pigome.