Jakarta, Mambruks.Com-Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mengingatkan Presiden Jokowi agar tidak hanya menitikberatkan pembangunan ekonomi di Papua tetapi hal yang tak kalah penting adalah solusi untuk mengatasi gangguan keamanan yang saat ini eskalasinya semakin meningkat. Terakhir kasus di Kabupaten Nduga ketika pos penjagaan TNI untuk menyelamatkan pilot Susi Air diserang KKB yang menyebabkan satu prajurit TNI gugur yaitu Pratu Miftahul Arifin.
“Beberapa kali Presiden ke Papua kami mendapat kesan terlalu fokus pada pendekatan pembangunan (ekonomi) semata; tapi kurang memberi penekanan pada aspek gangguan keamanan. Kita tidak ingin ada prajurit lagi yang gugur demikian juga di kalangan masyarakat sipil Papua supaya tidak ada jatuh korban,” kata Christina kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/4).
Dijelaskan dia penyerangan oleh kelompok KKB yang menyebabkan prajurit TNI gugur harus menjadi momentum evaluasi secara menyeluruh kebijakan keamanan di Papua. Menurut dia perlu ada kebijakan jelas dari pemerintah pusat karena adanya eskalasi gangguan keamanan di Papua yang tidak bisa lagi diselesaikan dengan cara-cara biasa seperti yang sudah dilakukan selama ini.
“Pertanyaannya apakah kebijakan itu sudah dirumuskan pemerintah? Atau mungkin ada tapi hanya sifatnya parsial dalam skala kecil untuk merespon kasus demi kasus saja?” ungkapnya.
Ketua DPP Partai Golkar tersebut menegaskan kebijakan ini sangat penting dirumuskan karena selama ini TNI digerakkan di Papua hanya untuk mendukung operasi penegakan hukum oleh Polri.
Mengingat penyebutan KKB sebagai kelompok teroris menurut dia maka sudah waktunya Perpres Pelibatan TNI dalam mengatasi Terorisme diundangkan sehingga jelas seperti apa peran yang bisa dilakukan.
“Kami membaca prajurit sering mengalami dilema ketika dikaitkan dengan HAM padahal situasi di Papua saat ini bisa disebut perang. Personil TNI dan Polri menjadi korban, warga sipil menjadi korban. Sampai kapan ini mau dibiarkan? Kami menunggu keseriusan Pemerintah,” tegasnya.
Christina juga menyampaikan dukacita mendalam pada keluarga besar TNI dan keluarga prajurit TNI yang gugur Pratu Miftahul Arifin. Sambil dia berharap agar prajurit lain yang masih dalam pelarian agar segera ditemukan dalam keadaan selamat. Informasi yang kita dapatkan sejauh ini masih simpang siur terkait keberadaan prajurit TNI yang melarikan diri, tapi kami yakin situasi ini bisa diatasi dengan baik.
“Kita berharap agar ditemukan solusi yang baik untuk tetap mewujudkan Papua tanah damai di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkas Christina.