Jakarta, Mambruks.com- Produsen peralatan makan asal Amerika Serikat, Tupperware, di ambang kebangkrutan karena kinerja keuangannya terus merosot. Hal itu juga membuat harga sahamnya anjlok hampir 50 persen di Wall Street.
Manajemen Tupperware membuat siaran pers kepada publik, mengatakan perusahannya sedang mengalami “keraguan besar tentang kemampuannya untuk melanjutkan kelangsungan usahanya”.
Mengutip dari CBS, jebloknya kinerja Tupperware ini terjadi setelah pandemi berakhir dan kehidupan masyarakat kembali normal. Selama pandemi, bisnis Tupperware melesat karena semua orang memasak di rumah dan menyetok makanan.
Baca juga: Marak Kasus PMI di Suriah Ingin Pulang, Komisi I DPR Pastikan Negara Hadir
Kebangkrutan Tupperware tidaklah salah besar, terlebih lagi mengingat sejarah dan kesuksesan yang telah diraih oleh perusahaan pada masa lalu. Tupperware didirikan pada tahun 1946 oleh Earl Silas Tupper, dan dalam waktu yang relatif singkat berhasil membangun bisnis yang sukses dengan produk-produk yang inovatif untuk menyimpan dan menyajikan makanan. Produk paling terkenal dari Tupperware adalah wadah penyimpan bersegel, yang masih digunakan dan dicari hingga saat ini.
Namun, perubahan gaya hidup dan persaingan yang semakin ketat telah memukul Tupperware pada beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, perusahaan mengumumkan rencana hambatan dua tahun untuk melakukan efisiensi biaya dan fokus pada inovasi produk, tetapi tidak mampu mempertahankan pertumbuhan penjualan. Penjualan turun hingga 14 persen pada kuartal pertama tahun 2019 dan kemudian terus merosot hingga kuartal keempat.
Tupperware sekarang memusatkan usaha pada penjualan online dan tetap berfokus pada yang dianggap sebagai pasar yang berkembang pesat, yaitu Asia dan Amerika Latin. Meskipun, bisnis maya ini terus berkembang sejak pandemi COVID-19, tidak diketahui apakah ini cukup untuk menyelamatkan merek yang ikonik ini dari kebangkrutan. Tetapi, upaya terus dilakukan untuk memperbaiki bisnis dan kembali ke kejayaan masa lalu.