spot_img
ScoopThaha Alhamid Ajak Masyarakat Ciptakan Pemilu 2024 yang Damai

Thaha Alhamid Ajak Masyarakat Ciptakan Pemilu 2024 yang Damai

Must read

Jayapura, Mambruks.com – Tokoh Masyarakat Thaha Alhamid mengajak segenap rakyat Indonesia khususnya di Papua untuk ciptakan Pemilu damai.

Menurutnya masyarakat wajib diingatkan untuk menjaga perdamaian sebelum dan sesudah penyelenggaraan Pemilu 2024 nanti, baik di dunia nyata maupun dunia maya.

“Jangan karena di dunia maya lalu kita bisa berbuat semau kita. Bijaklah dalam bermedsos, gunakan lisan yang baik terhadap mereka yang nantinya menjadi kandidat baik itu capres maupun cabup. Akibatnya bisa kena UU ITE gara-gara statusnya di media sosial dan dicap provokator oleh netizen lain. Kita semua pasti berharap pemilu 2024 nanti tidak menciptakan konflik di tengah masyarakat akibat perbedaan pilihan politik serta hoax atau kabar bohong,” katanya di Jayapura, Jumat (17/2).

Dikatakan Thaha masyarakat tentu akan terbelah sesuai dengan pilihan politiknya masing-masing. Namun, ia mewanti-wanti agar perbedaan tersebut tidak menyebabkan konflik yang menghancurkan.

“Perbedaan dalam memilih figur itu lumrah terjadi, setiap orang punya pilihan masing-masing. Tapi jangan sampai perbedaan itu justru memecahbelah hingga berujung pada konflik yang. Itu harus dihindari, jadi harus belajar saling menghargai pilihan,” ajaknya.

Lebih jelas kata dia, masyarakat berperan besar untuk menciptakan pemilu damai dan mendukung pemerintah, KPU, dan segenap pihak lain. Oleh sebab itu, perdamaian harus dijaga agar Pemilu berlangsung dengan lancar tanpa ada kerusuhan, bahkan pertumpahan darah.

“Untuk itu seluruh elemen masyarakat wajib mengawal pemilu dan menjaga perdamaiannya. Ajang ini butuh perhatian semua pihak. Masyarakat selain menjaga perdamaian harus antusias dan partisipatif pada pemilu 2024. Dan satu lagi, jangan masa bodoh dan golput (golongan putih) alias tidak menggunakan haknya dalam memilih calon presiden dan calon legislatif karena pilihan kita menentukan masa depan negeri ini,” tandasnya.

Sambungnya, tokoh agama, dan elite politik wajib berperan agar tidak ada residu pemilu yang menimbulkan permusuhan dan kebencian, sehingga merugikan negara.

“Jika elite politik berdamai dan saling silaturahmi maka akan diikuti oleh masyarakat. Dalam artian, masyarakat mampu berperan besar untuk menciptakan pemilu yang damai. Pemilu adalah ajang untuk memilih pemimpin dan calon legislasi baru. Jangan dijadikan tempat peperangan atau permusuhan sengit karena terlalu mendukung partai politik, cabup atau capres tertentu,” jelasnya.

Pemilu harus berjalan jujur, adil dan damai. Sebisa mungkin hal yang berujung terjadinya konflik harus diminimalisir.

“Meski mendukung capres atau partai politik yang berbeda. Perdamaian harus ditegakkan karena jika tidak akan memunculkan permusuhan dan efeknya negatif. Bisa terjadi kerusuhan besar dan memakan banyak korban jika semua orang lalai untuk menjaga perdamaian sebelum dan semasa pemilu,” tutupnya.

Anda dapat membaca berbagai berita-berita teraktual kami di platform Google News.

spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Recent

Popular