Sentani, Mambruks.com – Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi menegaskan, areal atau kawasan Pasar Pharaa Sentani masih menjadi aset dan di bawah otoritas Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura.
Oleh sebab itu, dinas teknis yang membawahi langsung dan bertugas mengelola Pasar diharapkan bekerja dan memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin dalam memenuhi seluruh kebutuhan para pedagang, pembeli, tetapi juga dapat berdampak kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Jaman sekarang, kita tidak bisa kerja yang biasa-biasa saja, semua harus bekerja keras untuk mendapatkan hasil terbaik. Sebagai pemerintah, kita juga harus menjaga wibawa, dan tegas dalam kebijakan,” ujar Sekda Hana di Sentani, Selasa (17/1).
Hana juga menjelaskan bahwa,semua instrumen dan penggunaan fasilitas di dalam Pasar harus di tata, diatur, dan jika ada yang perlu ditambah dalam setiap operasionalnya, maka Dinas bersangkutan wajib membuat perencanaan dan pengusulan anggarannya.
Menurutnya, Pasar sebagai tempat berputarnya roda perekonomian daerah mesti dikelola secara profesional. Ada pemasukan dan ada juga penghargaan sebagai bentuk tata kelola yang baik serta profesional antara pemilik, pengguna dan penerima manfaat.
“Pasar Pharaa (sebelum terbakar), pengelolaanya belum berjalan baik. Setelah dibangun kembali, dinas terkait kami harapkan bisa mengelolanya kembali dan berdampak kepada pemasukan asli daerah,” terangnya.
Ia kembali menegaskan, Pemerintah Daerah tidak memberikan ruang kepada oknum-oknum yang memanfaatkan Pasar untuk kepentingan diri sendiri.
“Pemerintah daerah secara hukum telah memiliki sertifikat tanah seluas 5000 meter persegi dimana pasar itu berdiri. Jika ada pihak lain yang tidak puas dan komplain terhadap hal ini maka silahkan menempuh jalur yang sesuai,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Jayapura, Theopilus Tegai mengatakan, untuk mengatur ratusan hingga ribuan pedagang di Pasar Pharaa Sentani bukan hal gampang. Kerja membutuhkan kesabaran diluar batas level manusia normal, sebab jumlah pedagang tersebut dengan latar belakang dan karakter masing-masing.
“Mengatur dan menata pasar sangat rumit, pedagang yang datang berjualan disini saling berlomba agar barang dagangannya cepat laku, tanpa mempertimbangkan tempat yang dipersipkan. Penataan tempat jual di pasar ini tetap kami sampaikan dan mengatur secara perlahan,” ungkapnya.