spot_img
ScoopTips Atasi Anak Tantrum Menurut Psikolog, Wajib Super Tenang!

Tips Atasi Anak Tantrum Menurut Psikolog, Wajib Super Tenang!

Tantrum menjadi masalah yang paling sering sekali ditemui pada anak. Biasanya hal ini ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit dan sebagainya

Must read

Jakarta, Mambruks.com- Tantrum menjadi masalah yang paling sering sekali ditemui pada anak. Biasanya hal ini ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang atau marah.

Maka dari itu, menurut Psikolog Anak dan Remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI), Vera Itabiliana menyatakan menangani anak tantrum butuh ketenangan ekstra dari para orang tua.

Baca juga: Lebih Mengenal Anak Gangguan ADHD, Mereka Bukan Anak Nakal

Free Desperate Screaming Young Boy Stock Photo

“Langkah pertama sadari emosi anak apa. Oh dia marah, dia mulai teriak-teriak, mulai guling-guling. Lalu langkah selanjutnya orang tua juga harus menyadari diri sendiri. Kalau ternyata emosi kita terpancing, penting ambil sedikit waktu untuk menenangkan diri,” kata Vera dikutip dari suara, Rabu (9/11/2022).

Vera mencontohkan jika situasinya anak tantrum di tempat terbuka dan ramai, maka orang tua bisa membawa anak ke tempat yang lebih sepi sehingga ledakan emosi yang dialami anak tersebut tidak mengganggu orang lain.

Setelah anak mulai tenang, orang tua yang sudah tenang dan netral secara emosi bisa mulai membantu anak untuk memahami emosi yang dirasakan.

“Ini langkah yang penting agar tantrumnya berkurang. Jelaskan pada anak emosi yang dirasakannya dengan kata-kata. Misal ketika anak teriak-teriak karena mainannya tidak dibelikan, orang tua bisa menjelaskan emosi yang dialami anak itu disebut dengan marah,” ujar Vera.

Ketika anak bisa mengetahui jenis emosinya, orang tua bisa melanjutkan langkah berikutnya dengan memberitahu bahwa emosi tersebut ada dan orang tua bisa memahaminya.

Sebagai langkah terakhir orang tua juga bisa memandu anak untuk menyalurkan emosi itu dengan cara yang tepat.

Baca juga: 10 Game PC Jadul Favorit Anak ’90-an, Bikin Nostalgia!

Free Boy Sitting on the Floor while Hugging a Person's Leg Stock Photo

Misalnya ketika anak marah karena keinginannya tidak terpenuhi, ia bisa memberitahu pada ibunya dengan berbicara seperti biasa “Saya sedang marah”.

Cara itu akan membantu anak menjadi terbiasa menyampaikan emosinya tanpa perlu melakukan hal tidak menyenangkan seperti melempar barang atau berteriak-teriak.

“Langkah-langkah ini perlu dilakukan berulang kali. Dengan begitu lambat laun anak pun bisa menemukan cara untuk mengekspresikan emosinya dengan lebih baik tanpa perlu mengalami tantrum,” tutup Vera.

Anda dapat membaca berbagai berita-berita teraktual kami di platform Google News.

spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Recent

Popular