Jayapura, Mambruks.Com – Hampir 7 bulan dipalang oleh keluarga korban kecelakaan, akhirnya Asrama Mahasiswa Teluk Bintuni di Kota Jayapura, Papua dibuka pada, Senin (7/11).
Pembukaan palang ini dilakukan langsung oleh perwakilan keluarga korban dan disaksikan langsung oleh Anggota Polsek Heram dan para mahasiswa sebagai penghuni dari Asrama Bintuni di Jayapura.
Ketua Asrama Mahasiswa Bintuni di Jayapura, Maikel Ido mengatakan bahwa pembukaan palang Asrama Mahasiswa Bintuni di Expo Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura tidak terlepas dari proses pendekatan yang dilakukan oleh Badan Pengurus Asrama Mahasiswa Bintuni kepada keluarga korban.
“Dari pendekatan yang kami lakukan dari badan pengurus, akhirnya keluarga korban mau menerima untuk membuka palang yang sudah hampir 7 bulan ini,” katanya kepada wartawan.
Maikel menjelaskan, sebelum palang asrama dibuka, keluarga korban meminta mahasiswa Bintuni di Jayapura untuk memenuhi biaya pembayaran, guna membuka pemalangan asrama sebesar 70 juta rupiah.
“Kami kumpulkan uang dari beasiswa setiap mahasiswa Bintuni. Terkumpul sekitar 34 juta rupiah. Lalu ada bantuan juga yang diberikan secara pribadi oleh kakak Yustin Ogoney, sehingga kami tambah untuk bayar ke keluarga korban, sehingga palang asrama bisa dibuka,” jelasnya.
“Kami kumpulkan uang sekitar 50 juta rupiah. Setelah kami bicara dengan keluarga korban mereka terima untuk membuka palang, sehingga uangnya kami serahkan langsung. Uang ini terlepas dari masalah yang dituntut oleh keluarga korban,” tambahnya.
Disampaikan Maikel, keluarga korban sendiri sudah berjanji untuk tidak akan menganggu ataupun melakukan pemalangan lagi terhadap Asrama Mahasiswa Bintuni. Hal itu tertuang dalam surat peryataan yang sudah dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
“Mereka (keluarga korban) sendiri tidak akan melakukan pemalangan lagi di asrama, tetapi saya sendiri akan mengantar mereka ke Bintuni untuk bertemu sama keluarga pelaku untuk penyelesaian masalah disana,” ujarnya.
Dia pun meminta kepada keluarga pelaku dan pemerintah daerah (Pemda) di Kabupaten Teluk Bintuni agar dapat menseriusi masalah yang dialami oleh keluarga korban, sehingga ketika mereka ke Bintuni nanti bisa segera diselesaikan.
“Keluarga korban akan ke Bintuni, kami harapkan agar keluarga pelaku dan Pemda Bintuni bisa berperan aktif dalam menyelesaikan masalah ini, sehingga keluarga korban merasa puas, sebab masalahnya sudah bisa diselesaikan,” pintanya.
Asrama ini sebelumnya dipalang sejak April 2022 terkait masalah kecelakaan yang yang melibatkan penghuni pada 2021 yang lalu.
Dimana salah seorang penghuni yang merupakan pelaku berinisial FW membawa mobil rental dalam keadaan dipengaruhi miras kemudian menabrak pengendara sepeda motor yang mengakibatkan korban berinisial PK meninggal dunia.
Keluarga korban menuntut untuk dilakukan pembayaran. Dan pada tahun 2021 baru diselesaikan sebagian kecil dari nominal tuntutan yang diberikan oleh keluarga korban kepada pelaku.
“Waktu bulan Agustus 2021 setelah kasus kecelakaan itu, keluarga pelaku membayar denda sebagian dan sisanya dijanjikan diselesaikan pada Maret 2022,” terang Maikel
Asrama Mahasiswa Kabupaten Bintuni di Kota Jayapura yang berada di Jalan Expo Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura sudah hampir 7 bulan dipalang.
Mahasiswa yang ada di asrama sebagian harus mencari kost dan sebagian lagi terutama perempuan harus menginap di 6 kamar milik warga yang disewa sementara oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bintuni untuk tinggal.
“Penghuni yang ada di asrama setelah di palang asramanya, sebagian tinggal di 6 unit kamar milik warga yang disewakan oleh Pemda Bintuni sementara waktu. Lainnya harus tinggal di kost,” tuturnya.
Namun berkat pendekatan yang dilakukan akhirnya palang dibuka. Untuk itu, Maikel dan seluruh mahasiswa penghuni asrama mengucapkan terima kasih kepada keluarga korban yang telah berbesar hati untuk membuka palang di Asrama Mahasiswa Bintuni.