Jakarta, Mambruks.Com – Siapa sosok sebenarnya sosok Filep Karma? hingga seluruh media memberitakan tentang kematiannya yang meninggal saat sedang menyelam. Berikut juga tanggapan pegiat HAM Terkait kematiannya.
Filep Karma memang kembali disorot setelah dia dibebaskan pada 19 November 2015 dari penjara Abepura, Papua. Filep Karma adalah seorang aktivis Papua Merdeka. Dia dibebaskan lebih awal setelah menjalani 11 tahun dari 15 tahun vonis penjara.
Pembebasan Filep Karma, pada 2015, merupakan bagian dari kebijakan pemberian grasi yang ditempuh Presiden Joko Widodo bagi beberapa tahanan politik di Papua.
Artikel Terkait:
Anak Ungkap Penyebab Kematian Aktivis Papua Merdeka Filep Karma
Profil Filep Karma, Aktivis Papua Merdeka
Langkah pemberian grasi tersebut merupakan upaya yang dilakukan Jokowi dan disebutkan pemerintah sebagai upaya dalam menyelesaikan konflik di Papua.
Presiden Jokowi memberikan grasi kepada lima orang tahanan lain yang merupakan para pelaku serangan ke gudang senjata di markas Kodim Wamena pada 2003.
Felip Karma, yang menolak menandatangani proses grasi, tidak termasuk dalam pembebasan tersebut. Filep mengatakan dia tidak mau mengajukan grasi karena itu berarti dia mengaku bersalah dan meminta presiden mengampuninya. Dilansir dari BBC News
Filep justru menginginkan amnesti, sebab menurutnya, dia tidak bersalah.
Pada 19 November 2015, Filep Karma akhirnya dibebaskan dari penjara Abepura, setelah menjalani 11 tahun penjara dari 15 tahun vonis yang dijatuhkan.
“Saya tahunya akan dibebaskan tahun 2019. Karena saya menolak semua remisi,” kata Filep Karma kepada wartawan BBC Indonesia, Rebecca Henschke, Kamis, 19 November 2015.
“Tiba-tiba saya dipaksa harus keluar dari penjara,” lanjut Filep saat itu.
Filep Karma menegaskan tekadnya untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Papua secara damai setelah ia dibebaskan.
“Papua belum merdeka, berarti perjuangan saya belum selesai. Saya akan terus berjuang sampai Papua merdeka.” Papar Filep, dan untuk itu, katanya, ia siap untuk kembali dipenjara.
Tanggapan Pegiat HAM
Direktur Eksekutif Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Markus Haluk, menyebut bangsa Papua kehilangan salah-satu tokoh pejuang yang sejati.
“Ia telah mendedikasikan hidupnya untuk memperjuang hak politik bangsa Papua untuk merdeka dan berdaulat,” katanya kepada BBC News Indonesia, Selasa pagi [1/10/22]
Sedangkan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, secara mengatakan, almarhum “gigih menyuarakan keadilan dan kedamaian di Papua”.
“Kami menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga,” Kata Usman Hamid, Selasa siang.
Usman memaparkan sikap dan perbuatan Almarhum Filep Karma, “menginspirasi banyak orang, termasuk kaum muda, untuk jujur dan berani menyuarakan kebenaran. “Ia pun tak gentar menghadapi ancaman. Kami sungguh kehilangan,” lanjut Usman menegaskan.
Sekian informasiterkait sososk Filep Karma dan tanggapan dari pegiat HAM terkait meninggalnya Filep Karma.