Jakarta, Mambruks.Com – Korea Selatan sedang berduka, setidaknya 151 orang tewas dan sisanya terluka akibat berdesakan dalam kerumunan besar Halloween Itaewon pada Sabtu malam (29/10).
Hal tersebut diungkapkan oleh pemadam kebakaran dan pejabat kesehatan setempat.
Insiden ini adalah salah satu kecelakaan paling mematikan pada masa damai dalam sejarah Korea Selatan baru-baru ini.
Artikel Terkait:
Kronologi Tragedi Pesta Halloween di Itaewon Korsel yang Menewaskan 151 Orang
Jumlah korban terkait insiden mematikan ini masih terus diperbaharui, dengan perusahaan penyiaran publik Korea Selatan, Korean Broadcasting System (KBS) mewartakan jumlah korban jiwa terbaru telah mencapai 151 orang.
Berdasarkan pemberitaan kata media local, lonjakan massa dalam perayaan Halloween tersebut ditaksir mencapai 100.000 orang.
Hal tersebut mengakibatkan penyumbatan jalan-jalan sempit di distrik kehidupan malam Itaewon.
Sebagian besar korban jiwa merupakan remaja atau berusia 20-an, kata Choi Seong-beom, seorang pejabat senior di departemen pemadam kebakaran Seoul.
Korban tewas termasuk 2 warga negara asing, dan 15 orang asing lainnya terluka, kata Choi, tanpa menyebutkan kewarganegaraan mereka.
Artikel Terkait Lainnya:
Artis Tiktok Indonesia Sempat Terjebak di Pesta Halloween Itaewon, Begini Kesaksiannya!
Selain insiden Halloween di Itaewon, berikut adalah tragedi paling mematikan lainnya yang pernah terjadi di Korea Selatan.
Tenggelamnya Kapal Ferry Sewol (2014)
Tenggelamnya Sewol adalah cerita keserakahan dan sejatinya bisa terhindarkan.
Renovasi oleh pemilik, dan disetujui oleh regulator, membuat ferry lebih menguntungkan, tetapi juga membahayakan.
Tempat berlabuh ekstra membuat kapal menjadi sangat berat sehingga pekerja dok mengatakan bahwa kapal itu akan meluncur dengan buruk saat memuat atau menurunkan muatan.
Pada hari kapal itu tenggelam, tercatat 16 April 2014, para pengirim barang telah memuat dua kali batas legal kargo di geladaknya.
Artikel Menarik:
Putusan PSSI Soal Liga 2 dan Liga 1 Hingga Nasib Keuangan Persipura Terkini
Awak kapal tak hanya berbohong tentang berat total muatannya, melainkan juga gagal mengamankan mobil, truk, dan peti kemas dengan benar ke geladak.
Beberapa diikat dengan tali, bukan rantai atau tidak diikat sama sekali.
Regulator yang korup, dibeli dengan makan malam mewah dan perjalanan, membiarkan kapal yang tak aman itu untuk berlayar.
Kecurangan di setiap level mewujudkan badai yang sempurna. Ketika Sewol berbelok tajam saat melawan arus yang kuat, ferry yang tidak stabil/seimbang itu mulai terguling.
Kargo yang tidak diamankan dengan baik mulai meluncur melintasi geladak, membuat ferry semakin miring tak seimbang.
Kapal kemudian segera terbalik. Lebih dari 300 orang tewas, hanya 172 penumpang yang berhasil selamat dari kecelakaan maut tersebut.
Artikel Menarik Lainnya:
BCA Akan Setop Layanan QRku
Jika Sewol tidak kelebihan muatan, para ahli mengatakan kemungkinan besar kapal itu bakal sampai ke tujuannya, Pulau Jeju, di lepas pantai selatan.
Pasca insiden tersebut Korea Selatan berbenah memperketat sejumlah peraturan mengenai keselamatan penumpang.