Jakarta, Mambruks.com- Gen Z adalah mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012, saat ini sudah memasuki usia produktif dan sisanya akan segera menyusul dalam beberapa tahun ke depan.
Sebagai generasi yang kini mendominasi populasi Indonesia, 27.94 persen dari 74.93 juta orang, pekerjaan dan profesi apa ya yang paling menarik perhatian generasi ini?
Berdasarkan hasil penelitian yang disusun dalam Indonesia Gen Z Report 2022, berikut daftar pekerjaan dan profesi yang paling diminati Gen Z ayng dilansir dari IDNTimes.
Pengusaha
Sebanyak 64 persen Gen Z ternyata memiliki ketertarikan untuk menjadi pengusaha, terutama mereka yang berasal dari kelas sosial-ekonomi rendah. Salah satu alasannya adalah terkait fakta bahwa wirausaha menawarkan hasil yang lebih besar jika dibanding menjadi buruh.
Koki
Sementara itu, pengusaha paling populer di kalangan Gen Z adalah mereka yang menekuni bidang kuliner, seperti menjadi koki. Bisnis kuliner, berdasarkan data dari IDN Times, menjadi salah satu bidang usaha paling hits untuk anak muda. Beberapa chef paling populer bagi Gen Z adalah Chef Juna, Renatta Moeloek, dan Tasyi Athasyia.
Marketing
Selain ketertarikan tinggi untuk menjadi pengusaha, Gen Z ternyata juga memiliki minat tinggi terhadap pekerjaan yang berkaitan dengan pelanggan. Hal tersebut karena Indonesia mempunyai basis konsumen yang besar.
Beberapa pekerjaan yang berorientasi pada konsumen antara lain marketing, transportasi, media, dan public relations. Marketing sendiri menjadi pekerjaan paling populer pertama di semua kalangan sosial-ekonomi, baik atas, menengah, maupun rendah. Sementara itu, pekerjaan di bidang media, public relations, dan transportasi sama-sama berada di posisi ketiga.
Ilmu Komputer
Posisi kedua paling populer ternyata ditempati oleh pekerjaan di bidang ilmu komputer. Banyak Gen Z yang mencari pekerjaan di bidang ini, namun berdasarkan survei tersebut, ada kesenjangan yang terlihat.
Gen Z yang berasal dari kalangan sosial-ekonomi atas memiliki ketertarikan paling tinggi, yakni 35 persen, menengah 24 persen, sementara rendah hanya 18 persen. Hal ini merupakan refleksi adanya kesenjangan pendidikan dan kepemilikan alat yang mendukung pekerjaan-pekerjaan di bidang ilmu komputer tersebut bagi Gen Z di Indonesia.