Bali, Mambruks.com- Hamil dan melahirkan bayi yang sehat jadi impian banyak wanita. Oleh karena itu, tidak sedikit dari mereka yang ingin langsung bisa hamil setelah menikah. Tujuannya untuk membangun keluarga kecil yang bahagia.
Namun ternyata, ada beberapa wanita punya ketakutan berlebihan soal hamil dan melahirkan. Bukan karena tidak ingin, tetapi karena ada ketakutan di dalam dirinya terhadap dua proses tersebut sangat kuat. Kondisi ini disebut dengan tokofobia.
Mengutip Cleveland Clinic, tokofobia adalah ketakutan berlebihan terhadap proses persalinan. Kondisi ini bisa menyebabkan beberapa wanita melakukan tindakan berlebihan untuk menghindari kehamilan–walaupun ia bisa saja menginginkannya.
Ada dua jenis tokofobia yang bisa dialami ibu, yaitu tokofobia primer dan sekunder. Tokofobia primer terjadi pada wanita yang belum pernah hamil.
Sementara itu, tokofobia sekunder berkembang ketika ibu mengalami peristiwa traumatis setelah hamil dan melahirkan, seperti persalinan sulit atau bayi lahir mati.
Baca juga: Apa itu Mastitis? Ini Gejala, Penyebab dan Pencegahannya
Ketakutan psikologis yang intens terhadap persalinan merupakan gejala umum tokofobia. Namun, ada beberapa gejala lain yang terkait dengan kecemasan tersebut sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang seperti berikut ini:
- Menghindari hubungan intim.
- Menggunakan alat kontrasepsi double, misalnya suntik KB dan kondom.
- Serangan panik jika membahas soal kehamilan dan persalinan.
- Penurunan libido.
- Menunda kehamilan meski ingin punya anak.
- Insomnia atau mimpi buruk berkepanjangan.
- Siklus tidur buruk.
- Pola makan tidak teratur.
- Perubahan suasana hati yang ekstrem.
- Gejala depresi seperti kehilangan minat, kelelahan, hingga nyeri tubuh.
- Pada ibu hamil, mereka biasanya meminta persalinan caesar meski tidak mengalami masalah medis.
Hingga saat ini, tidak ada penyebab pasti kenapa wanita bisa mengembangkan tokofobia. Namun, kondisi ini bisa jadi akumulasi dari pikiran, ketakutan, pengalaman, dan prasangka tentang melahirkan yang berkembang di lingkungannya.
Beberapa hal dapat menjadi faktor risiko tokofobia seperti, ketakutan dengan bidang medis, riwayat trauma yang berhubungan dengan kehamilan atau seksual, hingga riwayat depresi