Bali, Mambruks.com- Liz Truss merupakan Perdana Menteri perempuan ketiga yang pernah dimiliki Inggris setelah Boris Johnson mengumumkan pengunduran diri pada Juli lalu, kini Inggris telah memilih PM baru.
Perempuan bernama lengkap Mary Elizabeth Truss ini merupakan politikus dari Partai Konservatif (Tory). Ia resmi terpilih menjadi PM Inggris pada Senin (5/9), ketika dirinya memenangkan pemilihan pemimpin Partai Konservatif, yang merupakan partai yang berkuasa di parlemen. Di Inggris, pemimpin partai berkuasa otomatis menjabat sebagai PM.
Politikus yang sudah berkarier sebagai anggota parlemen selama 12 tahun ini cukup dikenal kontroversial. Contohnya, Liz, yang juga menjabat sebagai Menteri Urusan Perempuan dan Kesetaraan Inggris sejak 2019, kerap kali dituding kurang memperhatikan isu-isu perempuan di negaranya.
Berikut adalah fakta-fakta menarik yang dimiliki oleh Perdana Menteri Inggris ke-15 ini. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini
Mengidolakan Margaret Thatcher, PM perempuan Inggris pertama
Sudah menjadi rahasia umum masyarakat Inggris bahwa Liz mengidolakan Margaret Thatcher, perdana menteri perempuan Inggris pertama. Menurut Marca, perempuan kelahiran 26 Juli 1975 ini sering kali mengutip ucapan dan menyebut nama sang idola dalam beberapa pidato parlemennya.
Liz juga beberapa kali tampak mengenakan busana yang mirip dengan pendahulunya tersebut, seperti blus dengan pita besar—ciri khas dari Margaret Thatcher. Akibat beberapa kali tertangkap kamera mengenakan busana yang mirip dengan Margaret, masyarakat pun semakin sering menyamakan Liz dengan PM yang dijuluki sebagai “Iron Lady” itu.
Baca juga: Liz Truss Resmi Menggantikan Boris Johnson Sebagai Perdana Menteri Inggris
Menjadi Menteri Perempuan sebagai “kerjaan sampingan”
Sebelum menjabat sebagai perdana menteri, Liz menduduki posisi sebagai Menteri Luar Negeri Inggris serta Menteri Urusan Perempuan dan Kesetaraan. Namun, selama menjabat kedua posisi penting di pemerintahan ini, Liz justru menjadi bulan-bulanan sejumlah politikus.
“Jelas sekali bahwa aturan di Kabinet saat ini sama sekali tidak menyisakan ruang dan waktu untuk benar-benar menyelesaikan isu ketidaksetaraan di Inggris Raya. Dengan memperlakukan peran menteri urusan perempuan dan kesetaraan sebagai kerjaan sampingan, pemerintahan Inggris mendemonstrasikan tidak adanya keinginan untuk menciptakan perubahan,” kata Caroline, sebagaimana dikutip dari The Guardian.
Dulunya Aktivis Anti-kerajaan Inggris
Meskipun sekarang Liz menjadi pimpinan Partai Konservatif dan sudah lama menjadi anggota partai ini, bukan berarti hati Liz sudah terpaku pada partai ini sejak lama.
Dilansir BBC, saat masih muda, Liz sangat aktif mengikuti berbagai kampanye dan politik di Oxford. Liz, yang lahir dari orang tua pendukung Partai Buruh dan mengecam monarki Inggris, merupakan penganut demokrat liberal. Bahkan, Liz pernah menjadi presiden di partai Demokrat Liberal di Oxford.
Penggemar Keju dan Karaoke
Di luar deretan kontroversinya, istri dari seorang akuntan bernama Hugh O’Leary ini ternyata memiliki kehidupan pribadi yang cukup “normal.” Dilansir The Guardian, Liz mengungkapkan bahwa ia adalah penggemar berat keju. Ia kerap kali menyebut soal keju dan toko-toko keju favoritnya dalam wawancara bersama media.
Keju bukan satu-satunya kesukaan Liz. Ia mengaku sangat suka karaoke, terutama lagu-lagu oleh penyanyi Whitney Houston pada 1980-an. Bahkan, menurut The Guardian, ibu dua anak ini memiliki “lagu wajib” tersendiri: (I’ve Had) The Time of My Life oleh Bill Medley dan Jennifer Warnes.