spot_img
ScoopLPSK Jabarkan Kejanggalan Isu Pelecehan Putri Candrawathi di Magelang

LPSK Jabarkan Kejanggalan Isu Pelecehan Putri Candrawathi di Magelang

Must read

Bali, Mambruks.com- Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) membeberkan sejumlah kejanggalan soal dugaan pelecehan seksual terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (PC) oleh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Magelang.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu memaparkan setidaknya empat poin kejanggalan pelecehan terhadap Putri Candrawathi di Magelang.

Dikutip dari CNN Indonesia, Edwin menjelaskan kejanggalan pertama yakni terkait relasi kuasa antara Brigadir J dan Putri. Dalam hal ini, Brigadir J merupakan ajudan Sambo yang notabene juga bawahan Putri.

“Makanya kok janggal, karena dua hal yang umumnya terjadi pada kekerasan seksual itu tidak terpenuhi. Pertama, soal relasi kuasa karena posisi Yosua adalah bawahan dari ibu PC atau dari FS,” kata Edwin saat dikonfirmasi, Senin (5/9).

Kejanggalan kedua, Edwin menyoroti lokasi yang diduga terjadinya pelecehan seksual. Ia mengatakan pelaku pelecehan seksual pada umumnya akan mencari tempat yang kemungkinan besar tak ada yang menyaksikan.

Brigadir J diduga melecehkan Putri di rumahnya di Magelang pada 7 Juli. Pada hari itu, Kuat Maruf dan Susi selaku asisten rumah tangga Putri berada di rumah jenderal polisi tersebut di Magelang.

“Biasanya pelaku memastikan tidak ada saksi, ini peristiwanya di rumah Ibu PC. Di situ ada KM dan ada S, Susi. Jadi terlalu apa ya, nekat ya. Kalau itu terjadi nekat banget ya,” kata Edwin.

Dengan kondisi itu, Edwin menyebut posisi Putri memungkinkan untuk memberi perlawanan.

“Kan, itu tidak ada,” ujarnya.

Baca juga: Isu Pelecehan Seksual Putri Candrawathi di Magelang, DPR Minta Komnas HAM Buktikan dengan Visum

Kejanggalan ketiga, Edwin mengatakan Putri disebut masih menanyakan kondisi Brigadir J kepada ajudannya yang lain, Bripka Ricky Rizal. Ia menilai situasi itu janggal lantaran pertanyaan itu dilontarkan pasca-kejadian.

“Kalau dia korban dia menanyakan pelaku, agak unik Yosua juga masih menghadap ke PC di kamarnya,” ucap dia.

Kejanggalan terakhir, kata Edwin, terjadi pada tanggal 7-8 Juli ketika Brigadir J masih tinggal di atap yang sama dengan Putri.

Edwin berpendapat harusnya Putri bisa langsung melapor ke polisi jika peristiwa di Magelang itu benar-benar ada. Apalagi, kata Edwin, Putri merupakan istri jenderal bintang dua.

“Itu rumahnya kalau kita pakai pendekatan kekerasan seksual itu rumahnya korban, korban punya kekuasaan, kok korban masih bisa tinggal bersama pelaku,” ucapnya.

“Yang jadi korban kan istri jenderal kalau dia telepon Polres, Polresnya datang dia enggak perlu datang ke Polres. Polisi akan datang ke rumahnya enggak perlu sibuk-sibuk untuk datang ke kantor polisi,” tambahnya.

Anda dapat membaca berbagai berita-berita teraktual kami di platform Google News.

spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Recent

Popular