Bali, Mambruks.com- Martabak merupakan makanan atau camilan khas Indonesia yang kerap dijual di pinggir jalan pada malam hari. Tak ayal, makanan yang satu ini sering menjadi buruan banyak orang karena rasanya yang sangat nikmat dan cocok disantap pada waktu malam.
Nah, penasaran bukan mengapa makanan tradisional Indonesia ini kebanyakan dijual di malam hari? Bahkan, kita nyaris tidak pernah melihat penjual martabak jualan pada pagi, siang, atau sore hari. Lalu, apa ya penyebabnya? Berikut fakta-faktanya.
Dijual Malam Hari Sejak Zaman Raffles
Sejarah panjang martabak yang cenderung dijual pada malam hari ternyata telah terjadi sejam zaman dulu terkhusus pada masa Thomas Stamford Raffles.
Menurut berbagai sumber, para pedagang martabak kala itu selalu berdagang pada malam hari di pinggir jalan.
Namun, saat itu, di zaman Raffles, para pedagang martabak dikabarkan kerap diganggu oleh prajurit Raffles karena dinilai mengganggu pengguna jalan. Nah, sejak itulah pedagang martabak hingga saat ini berjualan pada malam hari.
Camilan Makan Malam
Bagi publik Tanah Air, sangat aneh rasanya jika menyantap martabak telur atau manis di pagi hari hingga sore. Pasalnya, pada waktu tersebut, banyak orang terkhusus warga Indonesia lebih memiliki memakan nasi atau roti ketimbang martabak.
Nah, pada waktu malam hari, makanan yang terbuat dari tepung dan telur ini akan terasa nikmat jika disantap pada malam hari. Pasalnya, martabak dianggap bukanlah makanan seperti nasi yang merupakan makanan wajib setiap hari.
Apalagi, publik Tanah Air menilai martabak sangat cocok disantap pada malam hari. Ditambah, makanan yang satu ini juga sangat mudah ditemukan di waktu tersebut ketimbang pagi, siang, atau sore hari yang cenderung menjual sarapan, kue, dan sebagainya.
Tidak Menggangu Aktifitas Pagi hingga Sore Hari
Kesibukan orang di pagi hingga sore hari merupakan salah satu alasan mengapa banyak pedagang martabak selalu jualan pada malam hari.
Sebab, aktifitas orang yang lalu lalang terutama di siang hari dianggap sangat menggangu pedagang martabak.
Ditambah, keramaian orang dan debu pada pagi hingga sore hari akibat aktifitas warga menjadi alasan utama yang membuat pedagang jarang membuka gerobak martabak mereka di waktu tersebut. Apalagi, dagangan yang dijual dianggap tidak lagi sehat karena penuh debu.
Baca juga: Resep Risoles Keju Lumer Anti Gagal
Sebagai Wisata Kuliner Malam Hari
Tak dimungkiri, martabak merupakan salah satu wisata kuliner pada malam hari di Tanah Air.
Apalagi, para pedagang di waktu tersebut banyak berjualan hingga membuat pembeli bebas memilih pedagang martabak yang disukai.
Bahkan, di berbagai kota di Tanah Air, martabak merupakan makanan atau camilan yang selalu diburu banyak orang karena telah dianggap sebagai wisata kuliner dan cocok disantap di malam hari. Apalagi, makanan ini juga sering dibawa pasangan mudi-mudi ke rumah calon mertua.
Bukan Makanan Pokok
Alasan berikutnya yang membuat martabak jarang dijual atau diburu pada pagi, siang, hingga sore hari karena bukan merupakan makanan pokok.
Publik Tanah Air selalu memakan nasi pada pagi, siang, atau sore hari. Sementara, pada malam hari, martabak merupakan makanan atau camilan yang cocok disantap di waktu tersebut dan juga dianggap sangat mengenyangkan perut.
Itulah sederet fakta mengapa martabak cenderung dijual pada malam hari ketimbang pagi, siang, atau sore hari.