Bali, Mambruks.com- Jagat maya saat ini tengah digemparkan dengan perkataan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, yang mengusulkan poligami dan nikah muda sebagai jalan untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Publik pun sontak merespons dengan penolakan dan mengecam usulan tersebut.
“Ya, daripada terkena penyakit itu, menurut saya solusi menekan angka penyebaran HIV/AIDS adalah menikah bagi anak-anak muda dan berpoligami bagi yang sudah nikah,” kata Uu dalam keterangannya.
Namun, perlu diketahui bahwa poligami dan menikah muda bukanlah cara atau solusi untuk menekan angka penyebaran HIV/AIDS. Mengapa? Sebab, cara ini tidak tercantum dalam berbagai literatur mengenai langkah tepat dalam mencegah penyebarannya.
Mulai dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC AS) hingga Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS UK), tidak ada yang mencantumkan poligami dan menikah muda sebagai langkah untuk menekan angka HIV/AIDS.
Dikutip dari sejumlah sumber seperti CDC, NHS UK, dan Planned Parenthood, berikut langkah yang tepat untuk menekan angka penyebaran HIV/AIDS.
Abstinence
Menurut CDC, abstinence atau tidak melakukan seks sama sekali merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah diri tertular HIV lewat seks. Kendati demikian, abstinence tidak akan 100% mencegah penularan HIV jika kita masih menggunakan jarum suntik tidak steril secara berbarengan. Oleh sebab itu, pastikan tidak memakai narkoba, terutama narkoba dengan metode suntikan.
Abstinence tidak hanya mencegah tertular HIV, tetapi juga mencegah kita tertular penyakit menular seksual (PMS) lainnya seperti klamidia atau gonore, serta mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Baca juga: Apa Empty Sella Syndrome, Penyakit Berbahaya?
Hindari Narkoba dan Jarum Tidak Steril
Narkoba yang digunakan lewat metode penyuntikan menjadi salah satu medium penularan HIV/AIDS. Sebab, virus ini juga menular lewat salah satu cairan tubuh, yakni darah. Oleh sebab itu, pastikan kita tidak melakukan penyuntikan dengan jarum suntik yang digunakan bersama dan tidak steril, demi mencegah penyebaran HIV/AIDS.
Menggunakan Kondom
Kondom diketahui sangat efektif dalam mencegah penularan HIV lewat hubungan seks. Tak hanya itu, kondom juga mampu mencegah PMS lainnya seperti gonore dan klamidia. Namun, kondom tetap berisiko mengalami kerusakan saat hubungan seks berlangsung. Oleh sebab itu, CDC menyarankan penggunaan lubrikan (cairan pelumas) untuk mencegah kondom mengalami kerusakan atau terlepas.
Rutin Memeriksa Penyakit Menular Seksual (PMS)
Pemeriksaan penyakit menular seksual (PMS) bagi yang sudah aktif secara seksual merupakan salah satu metode pencegahan penularan HIV/AIDS dan PMS lainnya. Sebab, jika seseorang mengidap PMS tertentu, ia lebih berisiko terjangkit HIV. Oleh sebab itu, pemeriksaan berkala sangat diperlukan. Jika ternyata kita mengidap penyakit menular seksual seperti klamidia atau gonore, maka segera lakukan pengobatan.
CDC mengingatkan, orang yang mengidap PMS kemungkinan tidak mengetahui bahwa mereka terjangkit penyakit tersebut. Sebab, sejumlah PMS tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Melakukan Edukasi Seks dengan Tepat
Terakhir, langkah yang paling penting dari pencegahan penyebaran HIV/AIDS adalah melakukan edukasi seks dengan baik. Edukasi seks yang benar menjelaskan segala hal terkait organ reproduksi, hubungan seks yang aman, penyakit menular seksual, hingga risiko jika melakukan hubungan seks yang tidak aman.
Mempelajari hal-hal seputar HIV/AIDS dan PMS lainnya dapat mencegah penyebaran virus dan penyakit tersebut. Sebab, seseorang yang teredukasi dengan baik akan tahu apa saja yang perlu dilakukan agar tidak tertular dan menularkan.