spot_img
HeadlinesProfil 4 Pahlawan Nasional asal Papua, Ada Mantan Polisi dari Belanda

Profil 4 Pahlawan Nasional asal Papua, Ada Mantan Polisi dari Belanda

Must read

Jakarta, Mambruks.com-Perjuangan warga Papua dalam perjuangan fisik dan nonfisik dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tercatat dalam sejarah.

Berkat jasa warga Papua, Pemerintah pun menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sejumlah orang Papua.

Berikut empat pahlawan nasional yang berasal dari wilayah paling timur Nusantara ini.

1. Frans Kaisiepo

Frans Kaisiepo adalah pahlawan dari Papua yang lahir di Wardo, Biak, Papua pada 10 Oktober 1921.

Sebagai wakil dari Papua, Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat, dan ia mengusulkan nama Irian yang dalam bahasa Biak artinya tempat yang panas.

Tiga hari menjelang proklamasi tepatnya pada 14 Agustus 1945, Frans Kaisiepo dan beberapa teman perjuangannya membunyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di Kampung Harapan Jayapura.

Beberapa hari sesudah proklamasi atau pada tanggal 31 Agustus 1945, Frans dan teman-temannya melaksanakan upacara dengan pengibaran bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan.

Frans Kaisiepo juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua pada 1964-1973. Pada 10 April 1979 Frans meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cenderawasih, Jayapura.

Baca Juga: 8 Sosok Pahlawan Nasional pada Uang Baru Emisi 2022

Untuk mengenang jasanya, nama Frans Kaisiepo diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak. Selain itu namanya juga diabadikan di salah satu kapal TNI AL yaitu KRI Frans Kaisiepo.

Pada tanggal 19 Desember 2016 Frans Kaisiepo diabadikan dalam uang kertas Rupiah baru pecahan Rp10.000.

2. Johannes Abraham Dimara

Mayor TNI Johannes Abraham Dimara merupakan putra asli Papua yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Abraham Dimara lahir di Korem, Biak Utara pada 16 April 1916. Pada 1946 Johannes Abraham ikut serta dalam pengibaran bendera Merah Putih di Namlem Pulau Buru, Maluku. Dia ikut memperjuangkan pengembalian wilayah Irian Barat ke tangan Republik Indonesia.

Pada 1950, ia diangkat menjadi Ketua OPI (Organisasi Pembebasan Irian Barat). Johannes menjadi anggota TNI dan melakukan infiltrasi pada tahun 1954.

Abraham Dimara tertangkap tentara Kerajaan Belanda dan dibuang ke Digul. Dia baru dibebaskan pada 1960, ketika Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora (menggabungkan wilayah Papua Bagian Barat).

Baca Juga: One Punch Man Season 3 Akan Hadir, Simak Informasi Terbarunya

Pada tahun 1962, diadakanlah perjanjian New York. Johannes menjadi salah satu delegasi bersama Menteri Luar Negeri Indonesia.

Isi dari perjanjian itu akhirnya mengharuskan pemerintahan Kerajaan Belanda untuk bersedia menyerahkan wilayah Irian Barat ke tangan pemerintah Republik Indonesia.

Johannes Abraham Dimara meninggal di Jakarta pada 20 Oktober 2000. Dia mendapat tanda penghargaan dari pemerintah berupa Satyalancana Perang Kemerdekaan Kesatuan dan Satyalancana Bhakti.

Atas jasanya pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/2011.

3. Silas Papare

Silas Papare lahir di Serui pada 18 Desember 1918. Dia adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia.

Dia pernah berurusan dengan aparat keamanan Belanda dan pada akhirnya ditangkap dan dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.

Pada saat menjalani masa tahanan di Serui, Papua, Silas berkenalan dengan Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya itu semakin mendekatkan keyakinannya bahwa Papua harus bergabung dengan Republik Indonesia.

Pada Oktober 1949, dia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta untuk membantu pemerintah Republik Indonesia memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah NKRI.

Baca Juga: Fakta Bendera Merah Putih: Sejarah, Dijahit Fatmawati hingga Sempat Dipisahkan Jadi 2 Bagian hingga dibungkus Koran

Silas diminta Soekarno menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam New York Agreement yang ditandatangani pada 15 Agustus 1962, yang mengakhiri konfrontasi Indonesia dengan Belanda dalam sengketa Irian Barat.

Setelah penyatuan Irian Barat, ia kemudian diangkat sebagai anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara). Mengenang jasa-jasa Silas Papare, namanya diabadikan menjadi salah satu kapal perang Korvet kelas Parchim TNI AL, KRI Silas Papare, dengan nomor 386.

Selain itu didirikan juga Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui.

Sementara di Jayapura, nama Silas Papare diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare yang berada di Jalan Diponegoro. Sedangkan di Kota Nabire nama Silas Papare diabadikan sebagai nama jalan.

4. Marthen Indey

Marthen Indey lahir di Doromena, Papua pada 14 Maret 1912. Dia adalah putra Papua yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Nomor 077/TK/1993 tanggal 14 September 1993, bersama dua putra Papua lainnya yaitu Frans Kaisiepo dan Silas Papare.

Marthen merupakan polisi Belanda yang berbalik mendukung Indonesia setelah bertemu beberapa tahanan politik di Digul, salah satunya adalah Suguro Atmoprasojo.

Ketika bertugas menjaga para tahanan politik itulah, secara tidak langsung jiwa nasionalismenya tumbuh dan bersemai untuk melawan Belanda.

Pada tahun 1946, Marthen bergabung dengan sebuah organisasi politik bernama Komite Indonesia Merdeka (KIM) yang kemudian dikenal dengan sebutan Partai Indonesia Merdeka (PIM).

Saat itu dia menjabat sebagai Ketua. Marthen dan beberapa kepala suku di Papua menyampaikan protesnya terhadap pemerintahan Belanda yang berencana memisahkan Irian Barat dari Indonesia. Belanda menangkap Marthen dan membuinya selama 3 tahun di hulu Digul karena merasa dikhianati.

Berkat jasanya, Marthen diangkat sebagai anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) sejak tahun 1963 hingga 1968. Tak hanya itu, ia juga diangkat sebagai kontrolir diperbantukan pada Residen Jayapura dan berpangkat Mayor Tituler selama 20 tahun.

Sumber: Inews.id.

Anda dapat membaca berbagai berita-berita teraktual kami di platform Google News.

spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Recent

Popular