Jakarta, Mambruks.com – Kasus perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah membuat Nahdatul Ulama yang merupakan Ormas Islam terbesar bersuara.
Sebelumnya para warga menuntut padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur itu ditutup. Hal tersebut karena Gus Samsudin diduga melakukan penipuan bermodus pengobatan.
Hal tersebut menjadi viral karena aksi Pesulap Merah yang merupakan seorang Youtuber dengan konten – konten yang isinya membongkar kebohongan dukun. Sebelumnya, Pesulap Merah juga kerap membongkar aksi spiritual Gus Samsudin.
Artikel Menarik:
Pemerintah Perpanjang PPKM Level 1 Sampai 15 Agustus 2022.
Bahkan Pesulap Merah terang-terangan meminta agar Gus Samsudin membuktikan kesaktiannya. Namun Gus Samsudin enggan menutup padepokannya padahal warga berdemonstrasi meminta agar padepokan Gus Samsudin ditutup.
Dikabarkan alasan aspirasi warga yang berdemonstrasi karena Padepokan itu banyak menipu warga dengan modus pengobatan, bukan karena soal viralnya perseteruan dengan Pesulap Merah.
Akan tetapi Mediasi di Polsek Lodoyo Barat pun tidak membuat Gus Samsudin mau menutup padepokannya.
“Kalau saya tidak melanggar hukum, saya tidak akan melakukan apa pun yang bertentangan dengan hukum. Saya akan berpijak dengan kaki saya sendiri,” kata Gus Samsudin seusai mediasi di Polsek Lobar, Minggu, 31 Juli 2022.
Buntut perseteruan Gus Samsudin Vs Pesulap Merah bahkan dua layanan online milik Desa Rejowinangun diretas orang dan tidak bisa digunakan sementara waktu. Dan Ada pesan yang disampaikan oleh Hacker tersebut dalam situs yang diretas.
‘Hacked By Justicecrew,” demikian bunyinya, dilihat Senin (1/8). Kata si hacker, masyarakat Blitar mendukung pembuktian Marcel Pesulap Merah! Mereka memasang tagar save Marcel dan Rejowinangun Anarkis.
Artikel Menarik lain:
Rocky Gerung Jawab Dosen Unair Soal Daftar PSE Kominfo : Otakmu Didaftar Dulu!
Akibat dari peretasan dua situs online itu, layanan surat menyurat dilakukan secara manual untuk sementara waktu.
Website UMKM diretas dengan diblok gambar dengan kata-kata. Website PTSP diretas dengan cara spam.
Namun pada Selasa 2 Agustus 2022, situs web desa itu kembali bisa diakses lagi. Hal ini dikonfirmasi oleh Kades Rejowinangun Bhagas Wigasto. “Alhamdulillah, tidak hanya website UMKM yang sudah pulih, tapi layanan online PTSP (surat menyurat) sudah bisa digunakan kembali,” terang Bhagas.
Apa Kata Nahdatul Ulama Terkait Gus Samsudin?
PBNU mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tertipu oleh penampilan Samsudin, yang mengenakan jubah dan serban.
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menyesalkan aksi Samsudin dari Blitar yang kerap menggunakan trik sulap dalam praktiknya.
“Kita percaya memang doa-doa itu sangat bermanfaat. Tapi kalau yang sifatnya konten-konten, pamer-pamer, itu jelas sulapan. Karena tidak mungkin kiai seperti itu. Kiai itu justru sembunyi. Kiai nggak mau mempertontonkan yang seperti itu, takut riya,” kata Gus Fahrur.
Artikel Menarik Lainnya:
Ucapan dan Sambutan Selamat Datang Agustus
“Itu (Samsudin) jelas (demi) kontenlah. Orang nggak bisa ngaji pakai serban, pakai jubah, itu kan jelas kontennya. Kita harus hati-hati,” ujar pengasuh Pesantren An-Nur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur, itu.
“Kalau dia kiai, ngajar di pesantren, salat lima waktu, hajinya bagus, itu doanya manjur, percaya kita, karena ibadahnya tertib. Tapi kalau orang itu nggak salat, nggak ibadah, terus kerjanya cuma ngonten, jangan dipercaya,” imbuhnya.
Kutipan diatas dari situs NU Online, Selasa 2 Agustus 2022, Gus Fahrur mengajak masyarakat bisa membedakan kiai dan dukun. Gus Fahrur juga memastikan aksi yang dilakukan Samsudin itu berbeda dengan sikap kiai ahli hikmah.
