Jakarta, Mambruks.com – Polri akan kembali melakukan pemeriksaan terhadap dua petinggi lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap atau ACT Ahyudin dan Ibnu Khajar pada hari ini. Kali ini disebutkan bahwa Kasus ACT menyeret nama Maskapai Lion Air.
Pemeriksaan hari ini merupakan lanjutan pemeriksaan pada Jumat, 8 Juli 2022. Kabarnya Ibnu Hajar telah selesai dimintai klarifikasi, Hal itu disampaikan Andri melalui pesan instans di jakarta pada jumat malam lalu.
Artikel Terkait:
Kasus Penyelewengan Dana Umat, Kemensos Cabut Izin Yayasan ACT
Ibnu Khajar dan pendiri ACT Ahyudin sebelumnya telah memenuhi panggilan penyidik untuk dimintai klarifikasi terkait dengan penyelidikan dugaan penyalahgunaan dana yang dikelola oleh lembaga filantropi tersebut.
Di Bareskrim Ahyudin tiba pada hari Jumat, 8 Juli 2022 sekitar pukul 11.00 WIB, sedangkan Ibnu Khajar pada pukul 15.00 WIB. Keduanya lalu menjalani pemeriksaan hingga pukul 22.00 WIB. Menurut informasi dari penyidik Ibnu Hajar telah selesai dimintai keterangan.
Brigjen Ahmad Ramadhan yang merupakan Karo Penmas Divisi Humas Polri mengungkapkan Bareskrim juga melakukan penyelidikan dugaan penyelewengan dana korban kecelakaan maskapai pesawat Lion Air Boeing JT610.
Mantan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar diduga melobi keluarga korban maskapai Lion Air JT-610 agar diberi kepercayaan sebagai pengelola donasi dari pihak Boeing.
Artikel Menarik:
Ramalan Zodiak Taurus Hari Ini, Perubahan Lebih Baik!
Dikatakan oleh Ahmad Ramdhan bahwa dana sebesar Rp 138 miliar untuk para ahli waris korban Lion Air JT-610 telah diberikan oleh pihak Boeing kepada lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT). Dana tersebut diduga telah diselewengkan untuk kepentingan pribadi.
“Para ahli waris dihubungi oleh pihak yang mengaku dari yayasan ACT meminta untuk membrikan rekomendasi kepada pihak Boeing untuk penggunaan dana CSR tersebut dikelola oleh pihak yayasan ACT,” ujar Ahmad Ramadhan.
Ia mengatakan bahwa, saat melobi para ahli waris ACT mengiming-imingi nama yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang telah bertaraf internasional agar mendapat persejutuan terkait pengelolaan dana dari pihak Boeing.