Jakarta, Mambruks.Com-Ahyudin, Mantan pendiri Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang belakangan diterpa isu korupsi dan memanfaatkan dana sumbangan umat untuk kepentingan pribadi sudah mendirikan organisasi serupa yaitu Global Moeslim Charity. Ahyudin bahkan sudah mulai membangun kampanye salah satunya melalui akun media sosial facebook atas namanya sendiri ‘Ahyudin.’
Terakhir, melalui laman facebooknya tersebut, Ahyudin mengunggah postingan tentang ‘Organisasi Itu Alat Perjuangan.” Berikut tulisan Ahyudin :
‘Kita umat Islam memiliki kewajiban yang jauh lebih besar dari siapa pun. Kita umat Islam adalah para khalifah Allah Ta’ala di muka bumi ini untuk menjadi pemimpin kehidupan agar kehidupan bermanfaat bagi semuanya bagi semesta alam. Sedemikian besarnya tugas dan tanggungjawab umat Islam, maka umat Islam memerlukan alat perjuangan yaitu organisasi. Organisasi apa pun dg pilihan isu kehidupan apa pun yang penting semuanya ditujukan bagi terwujudnya peradabam dunia yang lebih baik. Saat ini, saat dimana umat Islam sedang mengalami keterpurukkan hampir disemua lini kehidupan, kehadiran organisasi2 kebajikkan umat harus ibarat banyaknya pepohonan di hutan belantara. Biar umat Islam bisa distribusikan maslahat keseantereo jagat sebagaimana milyaran pepohonan di hutan mensuplai oksigen bagi semesta kehiudupan. Jangan pedulikan berbagai fitnah yang menimpa sebab itu adalah keniscayaan. Ingat, tak kan pernah bisa lahir umat Islam yang besar tanpa ujian yang besar. Global Moeslim Charity.”
Baca Juga: 4 Panduan Hidup Diumur 20-an: Supaya Sukses di Masa Depan
Unggahan Ahyudin ini pun menuai tanggapan warga net. Akun @Ali Murtado misalnya mengomentari postingan Ahyudin. “Kalau akadnya untuk faqir miskin atau asnaf zakat atau anak yatim, ya berikan ke mereka. Jangan dipakai untuk gaji pegawai, jangan untuk biaya transport. Di antara dawuh beliau 2012 silam,” ungkapnya.
Murtado juga menambahkan : “Apakah ACT perusahaan startup? ACT telah BAKAR UANG sejumlah lebih dari DUA MILYAR per bulan dan itu adalah uang umat yang ghirah agamanya naik tinggi karena promosi anda, bukan uang Venture Capital yang BOLEH DIBAKAR! GENDENG,” tulisnya.
Baca Juga: Pahami Perbedaan Kesendirian dan Kesepian
Murtado juga menunggah ucapan tokoh Muslim terkenal Dr. Abdul Wahab Ahmad tentang Contoh Perilaku Meraup Uang dengan Menjual Agama. Mengutip Abdul Wahab, tindakan tercela seperti ini contohnya sebagai berikut:
- Mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan filantropi. Umat diminta sedekah ke lembaga filantropi dengan dalih untuk membantu umat di daerah lain yang membutuhkan, tetapi malah hasilnya disunat untuk memperkaya diri sendiri.
- Mendorong masyarakat untuk bersedekah dengan iming-iming akan dibalas oleh Allah berkali-kali lipat, tapi sedekahnya ke dia sendiri atau harus melalui dia.
- Berbisnis dengan cara “menjual” anak yatim atau masjid yang dikelolanya. Meminta sumbangan uang dengan dalih akan diberikan pada anak yatim atau masjid, tapi sebenarnya itu profesinya untuk mencari keuntungan pribadi sedangkan anak yatim atau masjidnya hanya mendapat sebagian.
- Menarik uang dari jamaahnya dengan jumlah tertentu dengan dalih untuk ritual tertentu yang diklaim bertujuan agar jamaah yang membayar bisa naik ke level spiritual yang lebih tinggi semisal agar bisa terhubung dengan ruhnya, bisa makrifat, bisa jadi waliyullah dan semacamnya.Yang tidak termasuk bab ini adalah:
Mengajar agama lalu mendapat gaji
b. Mengisi kajian atau ceramah agama lalu diberi uang oleh yang mengundang
c. Menulis buku bertema agama lalu mendapat royalti atau menjual buku lalu mendapat laba.
d. Diberi hadiah sebagai penghormatan terhadap tokoh agama
e. Gaji yang wajar dari pekerjaan di organisasi nirlaba Pada unggahan Ahyudin itu juga, pengguna facebook atas nama Dennyb Garnidha ikut berkomentar : ‘Gajinya sekarang berapa pak?’