Bupati Kabupaten Yahukimo, Didimus Yahuli, dengan tegas membantah tuduhan kalau guru dan tenaga kesehatan (nakes) yang diserang oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu adalah aparat keamanan atau mata-mata. Menurutnya, tudingan kayak gitu nggak ada buktinya sama sekali.
Didimus ngomong langsung di lokasi evakuasi para guru dan nakes di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (23/3/2025). Dia memastikan bahwa yang dibilang OPM soal guru dan nakes sebagai aparat atau mata-mata itu jelas hoaks total.
“Saya tegaskan 100 persen, nggak ada tuh yang namanya TNI atau aparat keamanan yang nyamar jadi guru atau nakes. Tuduhan itu salah besar! Saya bantah 100 persen!” ucap Didimus dengan nada serius.
Selain itu, Didimus juga ngasih pesan khusus buat generasi muda Orang Asli Papua (OAP) di Yahukimo biar terus semangat belajar dan menuntut ilmu. Biar nanti mereka sendiri yang bisa ngajarin adik-adik generasi selanjutnya.
“Buat anak-anak muda OAP, ayo kalian yang jadi guru, biar kalian sendiri yang ngajarin adik-adik kalian supaya bisa lebih maju,” katanya dengan semangat.
Didimus juga jelas-jelas nggak setuju dengan aksi brutal yang nyerang guru dan nakes. Menurut dia, perbuatan kayak gitu sama sekali nggak bisa dibenarkan.
“Guru dan nakes itu kan tugasnya universal, mereka ada di seluruh dunia. Bahkan waktu dulu Indonesia merdeka, nggak pake cara ngebunuh guru-guru atau mantri (nakes) Belanda. Makanya banyak orang tua dulu yang ngerti bahasa Belanda sampai Indonesia merdeka,” jelasnya.
Selain itu, Didimus menekankan kalau aksi kekerasan terhadap guru dan nakes itu bukan cuma salah, tapi juga melanggar hukum internasional.
“Wartawan, guru, nakes, pendeta, pastor, semuanya harus dilindungi. Tempat perlindungan itu ya di masjid, gereja. Nggak ada cerita aksi bunuh guru dan mantri dapat simpati,” tegasnya sambil menutup pembicaraan dengan nada tegas.