spot_img
EditorialNatalius Pigai: Gus Dur Tidak Suka Sikap Personifikasi Nasionalisme Berpusat Pada Megawati...

Natalius Pigai: Gus Dur Tidak Suka Sikap Personifikasi Nasionalisme Berpusat Pada Megawati dan Keluarganya

Must read

Jakarta, Mambruks.Com-Aktivis Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai mengungkapkan isi percakapan dia dengan Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Cerita Gus Dur tersebut kata Pigai terjadi tahun 2003 di Kantor PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat.

“Saya mau cerita saja fakta sejarah apa yang disampaikan Gus Dur pada saya 2003 lalu di Kantor PBNU, yang beliau bilang adalah dia tidak suka dengan Sikap Personifikasi Nasionalisme yang berpusat individu seperti Megawati dan Keluarganya. Silahkan masyarakat tafsirkan sendiri apa maksud pernyataan Gus Dur tersebut,” ungkap Pigai dalam keterangannya kepada mambruks.com di Jakarta, Jumat (24/6).

Pigai masih ingat saat 2003 itu, Gus Dur menyampaikan pesan tersebut disaksikan beberapa tokoh antara lain Tom Beanal, Agus Alua, Thaha Al Hamid, Willy Mandowen dan salah seorang Menteri Kabinet Gus Dur yang juga orang dekat Natalius. “Jadi masyarakat silahkan cross check sendiri ke orang-orang ini kebenaran pernyataan saya ini. Mereka juga saksi sejarah ungkapan Gus Dur tersebut,” ucap Pigai.

Baca Juga: Megawati Singgung Orang Papua Hitam-Hitam, Max Walden Jurnalis ABC News Bilang Begini

Dalam penjelasan Gus Dur, lanjut tokoh Papua ini, Gus Dur lebih suka nasionalisme tanah air dan bangsa bukan nasionalisme yang berpusat pada individu tertentu.

Pigai menjelaskan apa yang disampaikan Gus Dur itu sangat relevan dengan apa yang dialami bangsa Indonesia saat ini. Bayangkan sampai pada umur 73 tahun Indonesia masih berdiskursus tentang pentingnya pembangunan karakter kebangsaan (nation and character building), masih berbicara tentang jati diri bangsa, masih berbicara tentang pemilik negeri dan bukan pemilik negeri, masih berbicara tentang nilai-nilai fundamental, dan masih berbicara tentang adanya labilitas integrasi nasional dan integrasi sosial.

“Artinya ketidakharmonisan bangsa ini salah satu sumber dan pemicu persoalannya adalah tiap pemimpin di negeri ini mengklaim diri sebagai sentrum utama nasionalisme, sumber nasionalisme, sedangkan rakyat dianggap bukan nasionalis. Seakan-akan pusat nasionalisme hanya deliver dari Sukarno ke Suharto, Habibie, Gusdur, Megawati, SBY dan Jokowi saat ini. Sementara rakyat dianggap bukan pemilik nasionalisme. Ini sangat berbahaya,” jelas Pigai.

Baca Juga: Respon Megawati, Arie Kriting: Memangnya Kenapa Kalau Kulitnya Gelap?

Dikatakan dia, nasionalisme personifikasi individu sangat berbahaya bahkan memperlebar segregasi antara pemerintah dan rakyat, dimana rakyat termarjinalkan dari mainstream utama nasionaliame dan bahkan dianggap bukan nasionalis. “Inilah problem kebangsaan kita saat ini. Karena nasionalisme hanya diklaim milik segelintir elit politik di negeri ini,” pungkas Pigai.

Anda dapat membaca berbagai berita-berita teraktual kami di platform Google News.

spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Recent

Popular