Jakarta, Mambruks.Com – Istilah saham IPO (Initial Public Offering) bagi sebagian orang mungkin tidak asing, namun ada juga yang masih belum tau. Lalu apa sebetulnya pengertian IPO (Initial Public Offering) ini?
Simak selengkapnya tentang pengertian dan tujuan IPO, serta Mekanisme IPO.
Pengertian dan Tujuan IPO
IPO atau penawaran umum ini adalah istilah di mana suatu perusahaan atau emiten menawarkan dan menjual efek-efek yang diterbitkannya dalam bentuk saham kepada masyarakat secara luas. Dilansir dari artikel jurnal Proses Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia.
Artikel Menarik:
Pulang Kampung, Kiper Andalan Persipura Jayapura Berharap Kompetisi Dilanjutkan Lagi
Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Hari Ini.
Secara sederhananya, ia merujuk pada masa di mana perusahaan pertama kali melantai di bursa saham Indonesia (BEI) guna melakukan penawaran saham perdana pada publik. IPO ini sekaligus juga menjadi penanda di mana sebuah perusahaan swasta (PT tertutup) menjadi perusahaan yang publik (Tbk).
Maka tak heran IPO (Initial Public Offering) sering juga disebut dengan go public.
Lalu, sebetulnya apa tujuan dari IPO? IPO sendiri bertujuan supaya dalam hal investor, suatu perusahaan mendapatkan pendanaan atau modal dari luar.
Oleh sabab itu, pada umumnya IPO dilakukan ketika kondisi pasar saham cukup kondusif dan perusahaan yang terkait sedang berkembang, serta membutuhkan dana untuk ekspansi maupun memenuhi biaya operasional bisnis.
Nah, sekarang kita lanjutkan untuk pembahasan bagaimana mekanisme IPO?
Mekanisme IPO
Untuk menuju IPO, prosesnya tentu cukup panjang dan tidaklah singkat. Suatu perusahaan memerlukan waktu antara 3 hingga 12 bulan untuk mempersiapkan go public. Itu merupakan waktu rata2 yang diperlukan.
Selain itu, tentunya ada hal – hal yang perlu dipersiapkan untuk mekanisme IPO ini.
Yang pertama kali perlu dipersiapkan yaitu penunjukkan penjamin emisi efek atau underwriter yang dimana bertugas membantu suatu perusahaan untuk IPO. Nantinya, ia turut mengevaluasi nilai perusahaan guna menentukan nilai saham yang akan dijual kepada publik.
Kemudian, pihak perusahaan pun bisa mempersiapkan berbagai macam dokumen, seperti laporan keuangan beberapa tahun terakhir, profil perusahaan, rencana perusahaan ke depan dan opini hukum untuk diajukan pada BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Persiapan tersebut, dilakukan setelah melakukan penunjukkan underwriter.
Pihak BEI akan mempelajari seluruh dokumen yang diajukan dan melakukan kunjungan ke perusahaan tersebut setelahnya.
Tak hanya hal itu, BEI juga akan meminta pengurus perusahaan, underwriter, serta para profesional lainnya untuk mempresentasikan mengapa IPO tersebut perlu dilaksanakan atau alasan untuk pelaksanaan IPO tersebut.
Apabila perusahaan memenuhi persyaratan, maka Bursa Efek Indonesia akan memberikan persetujuan prinsip berupa Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Saham.
Langkah berikutnya, perusahaan perlu menyiapkan pernyataan pendaftaran dan dokumen pendukung, seperti prospektus, kepada OJK. Kemudian jika OJK telah mengeluarkan izin, prospektus ringkas di media dapat dipublikasikan oleh perusahaan dan melakukan penawaran awal (bookbuilding).
Selanjutnya, penawaran umum kepada publik pun dapat dilakukan oleh perusahaan, serta melakukan pencatatan dan perdagangan saham di BEI.
Kemudian, BEI (Bursa Efek Indonesia) akan memberikan persetujuan dan mengumumkan pencatatan saham perusahaan, berikut kode saham (ticker code) perusahaan untuk keperluan perdagangan saham di Bursa.
Biasanya, masa penawaran umum saham kepada publik dilakukan selama 1-5 hari kerja.
Sekian informasi menegenai pengertian, tujuan dan mekanisme saham IPO.
