spot_img
ScoopPenyerangan Salman Rushdie

Penyerangan Salman Rushdie

Penyerangan terhadap Salman Rushdie penulis buku "The Satanic Verses" terjadi di New York, AS pada Jumat, 12 Agustus 2022..

Must read

Jakarta. Mambruks.com – Penyerangan terhadap Salman Rushdie penulis buku “The Satanic Verses” terjadi di New York, AS pada Jumat, 12 Agustus 2022. Ia bahkan dikabarkan terluka parah akibat tikaman benda tajam.

Salman Rushdie ditikam dibagian leher dan perut  saat berada diatas panggung di lembaga Chautauqua di Kota New York sor hari waktu setempat.

Artikel Menarik:

Chat Bikin Ngakak Sama Pacar

Rushdie (75) yang bersimbah darah kemudian segera dilarikan ke rumah sakit terdekat menggunakan helikopter. Ia lantas menjalani operasi. Usai operasi, agennya, Andrew Wylie, mengatakan bahwa Rushdie dalam bantuan ventilator. Hatinya rusak, lengannya terluka parah, dan salah satu matanya rusak yang kemungkinan akan berujung pada hilangnya penglihatan.

Pewawancara, Henry Reese, juga mengalami luka ringan di kepala. Reese adalah pendiri lembaga non profit yang didirikan untuk para penulis yang menghadapi ancaman atau persekusi.

Beliau lahir di Bombay, dua bulan sebelum kemerdekaan India dari Inggris. Ia kemudian dikirim ke Inggris pada usia 14 tahun dan mendapatkan gelar sarjana sejarah di King’s College, Cambridge.

Ia menjadi warga negara Inggris dan berasal dari keluarga Muslim namun kemudian menyebut dirinya “atheis garis keras”. Ia sempat menjadi aktor dan kemudian penulis iklan sambil menulis novel.

Novelis yang lahir di India mendapat banyak ancaman mati karena novelnya dalam karier selama lima dekade. Banyak bukunya sangat berhasil, dan novel keduanya Midnight’s Children, meraih Booker Prize pada 1981.

Artikel Menarik Lainnya:

Review Drakor Big Mouth Episode 5

Namun novel keempatnya, The Satanic Verses, yang diterbitkan pada 1988 menjadi karya yang paling kontroversial.

Saat The Satanic Verses diterbitkan, dianggap menghujat agama dan menimbulkan kecaman dari dunia Muslim. India adalah negara pertama yang melarang, diikuti dengan Pakistan dan berbagai negara Muslim lain.

Novel ini dipuji sejumlah pihak dan memenangkan penghargaan Whitbread. Namun kecaman terhadap buku ini semakin meningkat dan dua bulan kemudian setelah penerbitan, banyak protes di jalan-jalan.

 

Anda dapat membaca berbagai berita-berita teraktual kami di platform Google News.

spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Recent

Popular