Jakarta, Mambruks.com – Ustadz Adi Hidayat (UAH) baru-baru ini viral dan jadi trending topic di Twitter karena ceramahnya soal jati diri Kapitan Pattimura yang merupakan salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia.
Kapitan Pattimura menurut Ustadz Adi Hidayat (UAH) adalah seorang Muslim dan Bernama asli Ahmad Lussy sementara selama ini masyarakat mengenalnya dengan Thomas Matulessy yang beragama non-Muslim.
Ustadz Adi Hidayat menerangkan hal itu dalam salah satu ceramahnya di video yang sudah lama diunggah. Ceramah UAH tersebut berusaha menampilkan sisi sejarah lain dari seorang Kapitan Pattimura.
Artikel Terkait:
Perdebatan Nama Asli Kapitan Pattimura, Ustad Adi Hidayat Sebut Tomas Matulessy Seorang Kiai
Di dalam video tersebut Ustaz Adi Hidayat mengatakan:
“Tau uang 1.000? Gambarnya apa disitu? Kapitan Pattimura. Dalam uang seribu ada tulisan ada gambar Kapitan Pattimura, siapa nama aslinya? Thomas Matulessy. Pertanyaan saya, siapa yang menyampaikan kepada anda kalau Kapitan Pattimura itu nama aslinya Thomas Matulessy? Nama aslinya itu bukan Thomas, tapi Ahmad… Ahmad Lussy seorang Kiai. punya pesantren. Seorang yang terdepan membela negara sampai dikatakan sebagai pejuang dan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.” klaim UAH dalam salah satu video ceramahnya dikutip Mambruks.Com, Selasa (6/7/2022).
Momen cuplikan video tersebut beredar luas dan baru-baru viral diperbincangkan belakangan ini.
Pro Kontra pun heboh dan menjadi trending topic di Twitter, banyak yang mengkritik sang Ustadz tersebut, karena dianggap telah memutar balikkan sejarah atau tak substansial. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai penipu.
Tidak sedikit juga yang membenarkan ceramah sang Ustadz berdasarkan argumentasi pembelaan yang beragam.
Ustadz Adi Hidayat ternyata bukan satu-satunya orang yang mengklaim hal tersebut, sebelumnya hal serupa pernah dikemukakan oleh Ahmad Mansur Suryanegara dalam buku ‘Api Sejarah’. Tetapi, Mansur tak menyertakan catatan kaki soal sumber klaimnya ini serta tak mengungkapkan nama asli Pattimura.
Artikel Menarik Lainnya:
Dugaan Nilai Pemborosan dan Penyelewengan Dana ACT
Sementara, menurut Sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Satrio Dwicahyo atau akrab dipanggil Ody, teori ‘Ahmad Lussy’ lebih mirip hasil dari metodologi ‘cocokologi’ alias mencocok-cocokkan hal-hal yang tidak langsung berhubungan. Artinya, teori seperti ini bisa jadi menggunakan sumber primer, namun penafsirannya dilakukan dengan cara lain. “Interpretasinya terhadap sumber primer dilakukan dengan istilah Jawa-nya ‘utak-atik gatuk’,” ucap Ody sambil tertawa.